(Para Orang Tua Seharusnya Tahu)
Tahukah
anda bahwa selama ini kita hanya menggunakan 3% dari seluruh kemampuan otak
kita? Itu disebabkan karena sebagian besar kemampuan otak kita terkunci di
dalam pikiran bawah sadar, yang merupakan bagian dari otak kanan. Sementara
selama ini hampir seluruh kehidupan kita, baik mulai dari sekolah sampai
kegiatan sosial sehari-hari, hanya menekankan pada kemampuan otak kiri.
Telah
ditemukan bahwa keseimbangan otak kanan dan kiri pada awal kehidupan anak dapat
meningkatkan kecerdasan sampai batas maksimal. Salah satu unsur yang
dikendalikan oleh otak kanan adalah daya kreativitas. Bagaimana mengembangkan
daya kreativitas anak? Kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menghasilkan konsep dan gagasan yang sama sekali
baru, berbeda dan unik, yang sebelumnya tidak ada pembuatnya. Kreativitas
bukanlah fantasi semata, namun harus mempunyai maksud dan tujuan.
Antara Kreativitas dan Inteligensi
Kreativitas
merupakan salah satu ciri dari perilaku intelegensi, karena merupakan
manifestasi dari proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara
kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang
memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang
bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari
berbagai penilitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti
oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak
selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ
tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi pada IQ yang lebih
tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat
kreativitas.
Mengapa bisa
terjadi? J. P Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses
berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan
untuk memberikan berbagai alternatif jawaban, berdasarkan informasi yang
diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur
proses berpikir yang konvergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis, berdasarkan
informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional
yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen. Walau
kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai
oleh ilmu pengetahuan.
Seberapa pentingkah kreativitas?
Kreativitas
sangat penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial yang baik dan anak.
Kreativitas juga dapat memberikan kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat
besar bagi anak. Ini merupakan pengaruh penting dalam perkembangan
kepribadiannya. Tidak ada yang memberi rasa puas yang lebih besar bagi anak,
daripada menciptakan sesuatu sendiri. Dan tidak ada yang lebih mengurangi harga
diri anak, daripada kritikan dan ejekan terhadap hasil kreasinya. Bahkan
sekedar pertanyaan, “Sebenarnya itu bentuk apa sih?” terhadap bentuk kreasi
yang dibuatnya. Perlu diingat, kreativitas merupakan suatu proses, buan suatu
hasil. Kreativitas mengarah pada proses penciptaan sesuatu yang baru,
berbeda dan unik bagi anak, baik itu berbentuk lisan atau tulisan, konkrit atau
abstrak.
Dapatkah ditingkatkan?
Sampai
saat ini, para ahli perkembangan anak belum dapat memastikan, manakah yang
lebih banyak mengembangkan kreativitas anak, di antaranya faktor bawaan dan cara
mendidik orang tua. Namun yang jelas, para ahli sependapat bahwa kreativitas
anak dapat ditingkatkan. Bagaimana caranya?
Ø Adanya
waktu/kesempatan yang cukup
Agar
menjagi kreatif, berikanlah anak kesempatan untuk bebas bermain-main dengan
gagasan dan konsepnya, serta biarkan dia mencobanya dalam bentuk baru dan
orisinal. Kegiatan yang terlalu dibatasi hanya akan membuat kreativitasnya
padam.
Ø Kesendirian
Anak
dapat menjadi kreatif bila ia tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial.
Dengan adanya waktu dan kesempatan menyendiri, anak dapat mengembangkan
kehidupan yang kaya imajinasi.
Ø Dorongan
Terlepas
dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa, dorongan untuk
menjadi kreatif sangat dibutuhkan. Selama ini, kebanyakan anak kreatif mendapatkan
ejekan dan kritikan, karena hal baru dan aneh yang mereka hasilkan. Bimbingan
dan dorongan dari lingkungan rumah dan sekolah yang diberikan semenjak dini,
dapat menjadikan kreativitas sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan dan
dihargai secara sosial.
Ø Sarana
Sarana
bermain yang tersedia dapat merangsang dan mendorong anak untuk bereksperimen
dan bereksplorasi dengan benda-benda disekelilingnya. Dua hal ini merupakan
unsur penting yang mendukung kreativitas.
Ø Kesempatan mendapat
pengetahuan
Semakin
banyak pengetahuan yang didapat anak, kreativitasnyapun akan semakin terasah. Doronglah
anak untuk mau memanfaatkan waktunya untu mencari ilmu sebanyak-banyaknya, agar
wawasan anak lebih berkembang!
Ø Hubungan orang tua
dan anak
Kreativitas
dapat mempengaruhi oleh hubungan orang tua dan anak. Orang tua yang terlalu
keras terhadap anak. Sementara, orang tua yang tidak terlalu melindungi
(posesif) terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri. Dua
kualitas yang sangat mendukung kreativitas.
Biarkan Kreativitasnya Berkembang
Grub
menjelaskan bahwa dalam satu tes, mereka memberikan beberapa pertanyaan
sederhana. Misalnya,”Bagaimana Anda dapat menggunakan sepotong kertas?” Semakin
banyak ataupun semakin asing jawaban
yang diberikan, maka mereka dianggap semakin kreatif. Tidak mengherankan, orang
tua yang kreatif tampaknya mempunyai anak-anak yang lebih kreatif.
Dengan
memusatkan perhatian pada cara orang tua mendidik, para peneliti merekam
interaksi antara orang tua dan anak mereka saat sedang bermain. Mereka membuat
asumsi bahwa orang tua dengan cara mendidik yang paling mendukung dan memungkinkan,
akan mempunyai anak-anak paling kreatif. Memungkinkan
berarti bersikap sangat fokus kepada anak, bertanya tentang apa yang ingin ia
lakukan, mengapa begini atau begitu, serta hal lain yang seperti itu. Benarkah
demikian?
Ternyata
dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa asumsi yang mereka buat keliru. Gaya
mendidik yang memungkinkan bukan hanya tidak ada kaitannya dengan tingkat
kreativitas tertentu pada anak. Akan tetapi justru (meskipun tidak besar)
cenderung menyebabkan berkurangnya kreativitas. Malah gaya ini dapat
berkembang menjadi sikap memaksa yang
membuat orang tua sering berkata, “ Jangan begitu, lakukan seperti ini”, dan
tidak memberikan banyak pilihan kepada anaknya.
Riset
Dr Dale Grubb menunjukkan bahwa anak yang orang tuanya benar-benar membiarkan mereka akan
menjadi lebih kreatif dibandingkan anak yang orang tuanya lebih banyak terlibat
dalam proses kreativitas mereka. Sebaliknya, para orang tua yang suka mengajari
berbagai hal kepada anak-anak mereka, cenderung mempunyai anak-anak yang kurang
kreatif. Ini karena orang tua terlalu berlebihan mencoba terlibat dalam proses
kreativitas anak.
Bagaimana kreativitas terhambat?
Sejak
awal, kreativitas terlihat dari cara-cara bayi bermain dengan mainannya. Pada
waktu itu, setiap hal yang menghalangi kreativitas dapat membekukan
kreativitas. Apa saja itu?
· Kurangnya Rangsangan
Kurangnya
rangsangan dapat disebabkan dari ketidaktahuan orang tua tentang pentingnya
kreativitas. Juga adanya anggapan orang tua bahwa kreativitas merupakan faktor
bawaan, sehingga alam akan membentuk kreativitas anak dengan sendirinya.
Akibatnya rangsangan untuk kreatif sering diabaikan. Saat anak telah masuk
sekolah, mereka baru memperoleh rangsangan yang pada saat itu mungkin sudah
terlambat, karena anak telah terbiasa mengikuti pola yang telah diberikan orang
lain, sehingga bertindak atau berpikir kreatif menjadi terlalu sulit.
· Sikap negatif dari
lingkungan
Gagasan
yang aneh, tidak wajar dan terkadang tampak tidak masuk akal, seringkali
identik dengan anak yang kreatif. Itu pula yang menyebabkan anak kreatif lebih
banyak mendapatkan kritikan dari lingkungan.
· Kurangnya
penghargaaan
Kurangnya
penghargaan tidak saja mengurangi kreativitas, namun lebih buruk lagi. Hal ini
menunjang perilaku menyimpang dengan mengembangkan konsep diri yang negatif
dalam diri anak. Beberapa anak yang kreatif, mungkin akan menarik diri dari
lingkungan yang menganggap mereka negatif. Sementara anak yang lain menunjukkan
sikap membangkang.
Menjadi
kreatif, penting bagi anak kecil karena menambah makna dalam permainannya. Saat
kreativitas dapat membuat menyenangkan, anak akan merasa bahagia dan puas. Dua
hal ini akan membantu dalam menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang
baik.
Krativitas
dalam diri anak dapat terbentuk dari aktivitas bermain dengan dukungan berbagai
alat permainan. Beberapa tip berikut dapat anda pertimbangkan :
- Hindari alat-alat
permainan yang memaksakan konsep struktur, atau membatasi kreativitas anak,
misalnya memberikan boneka dengan pakaian lengkap, atau buku berwarna dengan
gambar yang tinggal diwarnai. Jauh lebih baik berikan kepada mereka kertas
putih yang polos, bukan buku mewarnai (dengan gambar-gambar yang telah
diterapkan sebelumnya) dan biarkan mereka menemukan sendiri kemana mereka ingin
pergi. Jangan biarkan anak kehilangan kesempatan untuk bermain yang dapat
mendorong perkembangan kreativitasnya.
- Pilihlah
alat-alat permainan yang bentuknya lebih mudah dibentuk seperti lilin mainan.
Kreativitas anak lebih banyak berkembang jika anak dibiarkan bermain sambil
berimajinasi. Bentuk alat permainan balok-balok yang saling disambung hanya
dapat membentuk bangunan persegi yang terbatas, tidak terlalu banyak
mengembangkan daya kreativitas anak.
Satu
hal yang paling sering diabaikan adalah memberikan penghargaan akan apapun
hasil yang akan anak lakukan. Anak mungkin saja menggambar atau membuat sesuatu
yang terlihat konyol atau tidak masuk akal, namun tetap berikan pujian karena
mereka telah mencoba membuat sesuatu yang baru. Jika orang tua menghargai
kreativitas anak dan memberikan dukungan tanpa terlalu mengarahkan, maka mereka
mungkin akan mempunyai anak-anak yang lebih kreatif. Apalagi, bila mereka
sendiri juga kreatif.
****
Ditulis ulang oleh : Taksaka Wulung – taksaka.foundation@gmail.com
Sumber : Majalah Nikah Edisi 6/I/2002 Halaman 57-59