Minggu, 30 Oktober 2016

NASEHAT IBU



Seorang teman di Facebook sebelah menuturkan cerita di inbox saya. Ia seorang wanita yang sudah bersuami. Usia 31 tahun dan menikah selama 8 tahun. Ia menjadi penjahit (belajar sendiri) segala pakaian di rumahnya sendiri. Saya pernah bertanya. Wanita ini tidak pernah merasa menderita karena mematuhi nasehat ibunya. Berulangkali saya mengatakan 'Salut' kepadanya. Apa yang dia ceritakan selalu baik. 

Menurut saya ini sangat menarik untuk diketahui banyak orang. Tidak biasanya. Lalu saya terinspirasi untuk memuatnya di wall saya. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran juga bagi teman-teman yang lainnya. Terutama bagi anda kaum wanita. Bisakah kalian seperti wanita ini?

Sebenarnya pembicaraan kami sangat panjang.Jika dimuat semua terlalu banyak. Lalu saya hanya mengutip sebagian yang saya anggap penting.

Berikut penuturan Fulan Y dalam inbox saya:

Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya melakukan apa yang menurut saya benar. Dengan bekerja di rumah seperti ini. Sesibuk apapun saya, saya masih bisa melayani suami ketika beliau di rumah. Saya bangga bisa menyiapkan secangkir kopi sebelum beliau bangun. Bisa ambilkan makan tiap waktunya beliau makan. Bisa siapkan pakaiannya ketika beliau mandi. Saya bahagia dengan itu.

Satu lagi nasehat ibu yang masih saya ingat dan pegang kuat sampai sekarang adalah "Sesukses sukses nya perempuan. Sehebat hebatnya dia. Di dalam rumah tangga tetaplah seorang istri. Janganlah melampaui batasanmu. Ada suami yang tetap akan memimpin.”

Keluarga kecil kami dulu pernah melalui masa sulit. Bertahun-tahun suami saya tidak bekerja. Jadi untuk semua urusan dari hasil kerja saya. Tetapi alhamdulillah kami tidak pernah bertengkar sekali pun. Karena bagi saya tidak masalah dari sisi mana rezeki itu datang. Saya hanya berdoa setiap saat semoga pintu rezeki suami di buka. Dan alhamdulillah. Akhirnya allah menjawab doa saya.

Dalam masa sulit itu insyaallah saya yakin saya tidak melupakan kewajiban saya untuk melayani suami.

Ketika saya berada dalam keadaan ekonomi sulit saya tetap berusaha dan diam. Saya tidak mau mengeluh kepada suami. Saya tidak ingin membuat nya bersedih. Karena dengan belum mendapatkan pekerjaan itu sudah menjadi beban buat beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar